MANADO|ProNews.id – Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara dalam rilis Berita Resmi Statistik (BRS) 17 Juli 2023 menunjukkan, Garis Kemiskinan (GK) daerah ini selang tahun 2017-2023, terus meningkat dari Rp 333.510 pada Maret 2017 menjadi Rp 463.432 di Maret 2023.
Khusus perkembangan setahun terakhir, Kepala BPS Prov. Sulut, Asim Saputra, SST., M.Ec.Dev menjelaskan, GK naik 1,97 persen dibandingkan September 2022. “Sementara, dibandingkan Maret 2022, terjadi peningkatan 8,53 persen,” tukas dia kepada peserta jumpa pers yang hadir dan mengikuti secara virtual melalui zoom meeting dan live streaming youtube, Senin (17/07) kemarin di Manado.
Dikatakannya, GK terbaru sebesar Rp 463.432/kapita/bulan tersebut, dengan komposisi GK Makanan Rp 360.891 (77,87 persen) dan GK Bukan Makanan Rp 102.541 (22,13 persen). “Terlihat peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan,” terang Asim mengacu pada tabel yang terpampang pada papan layar digital.
Ia menambahkan, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama. Menurutnya, beras masih memberi sumbangan terbesar, yakni sebesar 26,18 persen di perkotaan dan 26,28 persen di perdesaan.
“Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK (11,60 persen di perkotaan dan 12,98 persen di perdesaan),” imbuh Saputra, sembari membeberkan komoditi lainnya, yakni; tongkol/tuna/cakalang (6,78 persen di perkotaan dan 5,86 persen di perdesaan), cabe rawit (3,21 persen di perkotaan dan 3,21 persen di perdesaan), kue basah (3,17 persen di perkotaan dan 3,40 di perdesaan),
telur ayam (2,86 persen di perkotaan dan 2,63 persen di perdesaan), bawang merah (2,19 persen di perkotaan dan 2,00 persen di perdesaan), gula pasir (2,12 persen di perkotaan dan 2,84 di perdesaan), dan seterusnya.
Sementara, lanjut dia, komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, perlengkapan mandi, pendidikan, dan angkutan.
Dijelaskan juga dalam rilis, Garis Kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan non makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Sedangkan, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah GK.
Sebagaimana diberitakan media ini sebelumnya, penduduk miskin Sulut pada Maret 2023 berjumlah 189 ribu orang. Sementara, Garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya, agar tidak
dikategorikan miskin.
Secara rata-rata, garis kemiskinan per rumah tangga pada Maret 2023 adalah sebesar Rp2.270.817/bulan naik sebesar 10,79 persen dibanding kondisi September 2022 yang sebesar Rp2.049.655/bulan.
[Rev]