JAKARTA|ProNews.id- Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut menyelenggarakan acara Silaturahmi Bincang Sejarah dengan mengangkat tema “Ketokohan Laksamana Malahayati dalam Pengembangan Kekuatan dan Perjalanan Sejarah Maritim Indonesia”. Acara tersebut berlangsung di Kapal Perang jajaran Komando Lintas Laut Militer KRI Banda Aceh-593 yang saat ini sedang sandar di dermaga Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (18/8).
Acara ini dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali, para Pejabat Utama Mabesal, para Pimpinan Kotama TNI AL yang salah satunya adalah Panglima Kolinlamil Laksda TNI Edwin, S.H., M.Han, M.H. Dalam acara Bincang Sejarah ini turut menghadirkan sejumlah nama-nama besar baik itu praktisi sejarah militer, pengamat militer, hingga jurnalis sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut.
Para pembicara yang dihadirkan yaitu Pengamat Militer dan Intelijen Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati, Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Dra. Jaleswari Pramodharwardani dan Wartawan Senior dari media Kompas Edna Caroline Pattisina. Bincang sejarah ini dimoderatori oleh Kolonel Laut (KH/W) Dr. Renny Setiowati yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Lanal Bandung.
Kasal dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara bincang sejarah ini selain dilaksanakan dalam rangka peringatan hari jadi TNI Angkatan Laut tahun 2023, juga bertujuan untuk menggali inspirasi dari pahlawan wanita asal Aceh dalam mengembangkan kekuatan maritim nusantara di masa lalu, yang tentunya dapat diproyeksikan dalam mewujudkan kekuatan maritim untuk kejayaan bangsa di masa depan.
“TNI Angkatan Laut telah banyak mengambil inspirasi dari ketokohan dan perjuangan Laksamana Malahayati, bahkan jauh sebelum tokoh ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2017. Masa lalu adalah guru kehidupan untuk masa kini dan masa depan. Laksamana Malahayati menjadi bagian penting saat Aceh mencapai kejayaan melalui basis pengembangan maritimnya. Kita ketahui bahwa negara-negara maju yang memiliki pengaruh besar dalam percaturan politik dan perekonomian dunia saat ini adalah negara-negara yang telah membangun kekuatan maritimnya”, ujar Kasal
[**/TAK]